"Bagi
Sebagian Orang Mohon Petunjuk di Kuburan Kerap Sekali dilakukan, akan
tetapi jika Aqidah kita masih lemah lebih baik jangan pergi ke kuburan
karena jika kita meminta selain Kepada Alloh SWT akan Menjadi Musyrik"
Ziarah Kubur
bisa menjadi Solusi Untuk Mendekatkan diri (taqorub) Kepada Alloh SWT
di Tempat Orang Orang Shaleh, karena Sesungguhnya mencari ketenangan dan
kedamaian dalam taqorub itu yang lebih utama, selain untuk mentafakuri
betapa Orang yg kita Ziarahi itu sangat memerlukan Do'a Do'a kita dan
kita akan seperti Mereka (Meninggal) yang lebih utama lagi Kepada Kedua
Orang Tua baik yang masih Hidup atau yang telah tiada agar hati kita
selalu mengingat Alloh SWT.
Sebelum Anda Melalukannya fahamilah dan Pertebal Aqidahnya lewat Penjelasan di bawah ini:
Kata-kata ziarah menurut arti bahasanya adalah menengok. Ziarah kubur artinya
menengok kubur. Ziarah ke makam orang tua artinya menengok kemakam
orang tua, ziarah ke makam wali artinya menengok ke makam wali, ziarah
ke makam pahlawan artinya menengok ke makam pahlawan.
Menurut syariat
Agama Islam, ziarah kubur itu bukan hanya sekedar menengok kubur, bukan
sekedar menengok kemakam orang tua, bukan sekedar menengok makam wali,
bukan hanya sekedar menengok makam pahlawan, bukan pula untuk sekedar
tahu dan mengerti dimana seseorang dikuburkan, atau bukan hanya sekedar
mengetahui keadaan kubur atau makam, akan tetapi kedatangan seseorang ke
kubur atau ke makam dengan maksud untuk berziarah adalah mendo’akan
kepada yang dikubur atau yang dimakamkan dan mengirim do’a untuknya
dengan pahala dari bacaan ayat-ayat Qur’an dan kalimat Thoyibah, seperti
bacaan Tahlil, Tahmid, Tasbih, Sholawat dll. Dan perlu diketahui ziarah
kubur bukan untuk mintak kepada yang dikubur, melainkan justru kitalah
yang mendo’akan dan mengirim pahala dari bacaan-bacaan thoyibah kepada
mereka yang telah dikubur.
Dengan demikian, jelaslah bahwa ziarah kubur menurut Syariat Agama Islam adalah termasuk amal perbuatan yang baik.
TATA CARA ZIARAH KE KUBUR
Beberapa petunjuk/adab tata cara berziarah ke kubur menurut Agama Islam:
- Hendaklah berwudlu dahulu sebelum berziarah.
- Setelah sampai di pintu gerbang makam, supaya memberi salam: “Assalamu’alaikum ahladdiyaari minal mu’miniina wa inna insyaa-Allaahu bikum laahiquun nas-alullahalanaa walakumul ‘aafiyata”. Atau dengan salam: “Assalamu’alaikum daara qaumin mu’minin fa-innaa insyaa-Allaahu bikum laahiquun”. Kesejahteraan semoga bagimu wahai ahli kubur dari orang-orang Mu’min, InsyaAllah kami akan bertemu dengan kamu.
- Sesampainya di depan makam yang dituju (misalnya kemakam orang tua) kemudian menghadap kearah muka mayat (menghadap kerah timur) sambil mengucap salam khusus ke mayat tersebut, yaitu: Assalamu’alaikum ya………….. (sebutkan nama yang diziarahi).
- Bacalah ayat-ayat/surat-surat dari Al-Qur’an, seperti membaca surat Yasin, Ayat Kursi atau membaca Tahlil, dll.
- Selesai itu, berahlihlah menghadap ke arah Qiblat (kearah barat), arah punggungnya si mayat dengan membaca do’a (dengan khusyuk).
- Dalam melakukan ziarah itu, hendaknya dilakukan dengan penuh rasa hormat dan khidmat serta khusyu’ (tenang).
- Hendaknya dalam hati ada ingatan bahwa aku pasti akan mengalami seperti dia (mati).
- Setelah berziarah hendaknya memperbanyak amal-amal kebaikkan dan menambah bakti ta’atnya kepada Allah SWT.
- Hendaknya jangan menduduki nisan kubur dan melintasi diatasnya, karena hal itu termasuk perbuatan Idza’ (menyakitkan) terhadap mayit dan yang punya kubur, keluarganya.
peringatan:
Berdo’a yang
dimaksud diatas, bukanlah minta kepada kuburan, tetapi mohon kepada
Allah SWT. agar yang di Ziarahi dan penghuni seluruh kuburan tersebut
selamat dan senang di “sana”, juga berdo’a mohon kepada Allah SWT agar
dirinya sendiri kelak dimasukkan ke Sorga.
Hikmah Ziarah kubur
Amalan ziarah kubur ini mempunyai tujuan dan hikmatnya tersendiri, antaranya ialah :
- Supaya dikasihi oleh Allah Subhanahu Wataala dengan sebab mengikuti Sunnah Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam.
- Berziarah ini juga akan menerbitkan perasaan insaf dan taubat di dalam hati tentang menghadapi hari kematian, alam kubur dan alam akhirat, iaitu dengan muhasabah diri, adakah amalan kita sudah mencukupi untuk dijadikan bekal di dalam alam barzakh dan alam akhirat.
- Selain itu, berziarah kubur juga jika difahami dan dihayati tujuannya, akan mengingatkan kepada kita asal usul kejadian kita yang berasal dari tanah dan kepada tanah juga kita akan dikembalikan. Dengan penghayatan sedemikian, insya-Allah akan menggamit rasa hati dan kesedihan serta dapat melembutkan kekerasan hati, yang akan melahirkan kesedaran untuk melakukan segala suruhan Allah Subhanahu Wataala dan menjauhi segala larangan-Nya.
- Ziarah kubur juga bertujuan berlaku ihsan terhadap penghuni kubur, lebih-lebih lagi kepada roh kedua ibu dan bapak kita dan menggembirakan mereka dengan memberi salam, memohon doa agar dilimpahi dengan rahmat, pengampunan dan keafiatan dari Allah Subhanahu Wataala. Perlulah diketahui bahawa permohonan doa anak yang salih itu, yang sentiasa mendoakan kedua ibu bapa mereka yang telah meninggal dunia akan diterima oleh Allah Subhanahu Wataala serta ditulis oleh Allah Subhanahu Wataala sebagai anak yang taat kepada ibu bapanya. Sabda Rasulallah Sallallahu Alaihi Wasallam dalam hadis yang diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim maksudnya: "Dari Abi Hurairah Radiallahuanhu, bahawasanya Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda: Apabila seseorang manusia itu mati, akan terputuslah daripadanya segala amalannya melainkan tiga perkara: Sedekah yang berterusan manfaatnya, ilmu yang dimanfaatkan, atau anak yang salih yang mendoakan baginya.''
Adab Berziarah
Pertama: Sebelum
menziarahi kubur, disunatkan kita berwuduk dan memakai pakaian yang
sopan dan menutup aurat. Kemudian barulah kita bertolak menuju ke tanah
perkuburan dan berniat ikhlas selaras dengan tujuan dan hikmah ziarah
tersebut.
Kedua: Apabila
kita sampai ke tanah perkuburan, disunatkan kita memberi salam kepada
ahli atau penghuni kubur dan afdalnya dilakukan dalam keadaan kita
berdiri di tepi kubur dengan membelakangi kiblat dan menghadap ke arah
muka ahli kubur yang kita ziarahi
nabi Saw. bersabda : jika mereka berziarah kubur hendaklah mengucapkan :
Assalamu'alikum
ahlad diyaar, minal mukminiina wal muslimin . inna insya Allah laa
hikuuna wa yarhamullah al mustaqaadimina minna wal musta'khirina as
alullah lana walakumul afiyah …...(Hadis riwayat Muslim)
Salam sejahtera
atas kalian wahai para penghuni kubur dari orang-orang mukmin dan
muslim, sesungguhnya atas kehendak Allah kami akan berjumpa dengan
kalian. Semoga Allah merahmati orang-orang yang lebih dahulu meninggal
dari pada kami dan kalian serta yang lebih akhir. Kami memohon afiat
kepada Allah bagi kami dan bagi kalian.
atau doa yang lain :
"assala-mu
'alaikum da-ra qaumin mukmini-na wa inna- insya-Alla-hu bikum la-hiqu-n.
Alla-humma la- tahrimna- ajrahum wala- taftinna- ba'dahum"Perlu juga
kita ketahui bahawa walaupun dengan hanya melintasi mana-mana kubur
orang-orang Islam sekalipun tanpa niat ziarah secara khusus, kita juga
disunatkan memberi salam kepada mereka dan berdoa untuk keselamatan
mereka. Ini berdasarkan hadis Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam
ketika ditanya oleh Abu Razin:
Maksudnya:
“Daripada Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu katanya: “Abu Razin bertanya:
“Ya Rasulullah! Sesungguhnya dalam perjalananku (menuju ke rumahku)
melintasi tanah perkuburan, apakah ada bacaan yang patut saya ucapkan
jika saya melalui mereka?” Jawab Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam:
“Bacalah: “Mudah-mudahan Allah limpahkan keselamatan ke atas kamu wahai
ahli kubur daripada muslimin dan mukminin, kamu semua telah mendahului
kami, dan kami akan menyusul kamu dan sesungguhnya kami - Insya Allah -,
akan menyusuli kamu.” Abu Razin bertanya lagi: “Wahai Rasulullah,
adakah mereka mendengar?” Jawab Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam:
“Mereka mendengar dan tidak dapat menjawab (iaitu jawapan yang boleh
didengar oleh orang hidup).” Kemudian Rasulullah Sallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Ya Abu Razin! Adakah engkau tidak suka bila (salam)
kamu dijawab oleh para malaikat?”
(Ditakhrîjkan oleh Al-‘Uqaili)
Ketiga : Selepas
memberi salam, kita disunatkan pula membaca al-Qur’an, teristimewanya
membaca surah al-Ikhlâsh sebanyak sebelas kali atau membaca surah Yâsîn,
dan setelah itu hadiahkan pahala bacaan itu kepada mereka, sebagaimana
yang telah dijelaskan oleh Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam di
dalam sabda Baginda yang diriwayatkan oleh ad-Daraquthni:
Maksudnya: “Sesiapa yang melintasi di kawasan perkuburan lalu membaca
sebelas kali,
kemudian menghadiahkan pahala bacaan itu untuk orang-orang yang mati,
maka dia akan diberi pahala sebanyak bilangan (pahala) orang-orang yang
mati.”
(Hadis riwayat ad-Daraquthni)
Terdapat juga sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud, Nasa’i dan dianggap shahîh oleh Ibnu Hibban:
Maksudnya: “Bacalah ke atas keluarga kamu yang telah mati akan surah Yâsîn.”
Setelah itu disunatkan kita berpaling ke arah qiblat serta mengangkat kedua-dua belah tangan untuk berdoa.
Keempat:
Disunatkan memberi sedekah kerana amalan bersedekah adalah antara Sunnah
Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam dan diniatkan kepada ahli kubur
agar pahalanya akan sampai kepada penghuni kubur tersebut. Ini
berdasarkan hadis Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam yang
diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim yang maksudnya:
"Dari A'isyah
Radiallahuanha katanya: Seseorang lelaki datang bertanya kepada
Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam: Ya Rasulallah! Ibuku meninggal
dengan secara tiba-tiba dan dia tidak sempat berwasiat. Menurut
dugaanku, seandainya dia sempat berbicara, mungkin dia akan bersedekah.
Dapatkah dia pahalanya jika aku bersedekah atas namanya? Jawab
Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam: Ya.''
Kelima : Jangan melakukan hal-hal yang dilarang seperti :
(i) Meratap, memekik atau memukul-mukul pipinya (kerana bersangatan dukacita).
Larangan ini adalah berdasarkan hadis Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam:
Maksudnya: “Tidak
termasuk di dalam golongan kami orang yang memukul-mukul pipinya,
mengoyak-ngoyak koceknya, berteriak-teriak seperti yang dilakukan oleh
orang-orang jahiliah.”
(Hadis muttafaq ‘alaih)
Adapun sedih dan
mengalirkan airmata tanpa ratapan tidaklah dilarang, kerana kesedihan
dan mengalirkan airmata itu tanda rasa kasih kepada ahli kubur atau
merasa insaf tentang hari kematian.
(ii) Makruh duduk atau merangkak di atas kubur dan makruh bersandar pada kubur.
Larangan ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu:
Maksudnya:
“Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seseorang yang duduk
di atas bara api lalu terbakar pakaiannya sehingga terkupas kulitnya,
adalah lebih baik baginya daripada dia duduk di atas kubur.”
(Hadis riwayat Muslim, Abu Daud, an-Nasa’i dan Ibnu Majah)
Akan tetapi tidaklah dilarang duduk di sekitar atau di sekeliling kubur sebagaimana hadis daripada Ali Karramallahu wajhah:
Maksudnya: “Suatu
ketika kami semua berada di Baqi‘ al-Gharqad untuk menghantar jenazah
seseorang. Pada saat itu Nabi Sallallahu ‘alaihi wasallam mendatangi
tempat kami, lalu Baginda Sallallahu ‘alaihi wasallam duduk dan kami
semua pun duduk mengelilinginya dan bersama Baginda ada sebatang
tongkat.”
(Hadis riwayat al-Bukhari)
(iii) Tidak harus
memijak kubur tanpa keperluan (hajat) kerana memijak itu seperti hukum
duduk. Walau bagaimanapun jika tidak ada jalan menuju ke kubur yang
hendak diziarahi itu, melainkan memijak kubur (yang lain), maka ketika
itu harus memijak kubur, kerana adanya keuzuran.
(d) Haram
melakukan perkara-perkara khurafât yang menjejaskan aqidah seperti
mencium kubur, mengusap-usap tanah perkuburan dan yang seumpamanya.
Manakala menabur bunga di atas kubur itu, tidak ada nas yang menyebutnya. Justeru, amalan menabur bunga itu bukan sunnah.
Sekitar Persoalan Penghuni kubur
Rasulullah saw bersabda:
“Berilah hadiah
mayit-mayitmu.” Kemudian kami (sahabat) bertanya: Apa hadiah untuk
mayit? Beliau menjawab: “Sedekah dan doa.” (Mafatihul Jinan, pasal 10,
hlm 570)
Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya
setiap Jum’at arwah orang-orang mukmin datang ke langit dunia vertikal
dengan rumah mereka, seraya masing-masing mereka memanggil dengan suara
yang sedih sambil menangis: wahai keluargaku, anak-anakku, ayahku dan
ibuku, kerabatku, sayangi kami niscaya Allah menyayangi kalian dengan
hadiah yang kalian berikan pada kami. Celaka kami (karena harta kami),
kami yang dihisab, orang lain yang mengambil manfaat.”
Dalam hadis yang lain Rasulullah saw bersabda:
“Masing-masing
mereka memanggil kerabatnya: Sayangi kami dengan dirham atau roti atau
pakaian, niscaya Allah menyayangi kalian dengan pakaian dari surga.”
Kemudian Rasulullah saw menangis. Kami (sahabat) pun ikut menangis,
Rasulullah saw tak kuasa berbicara karena banyaknya menangis. Kemudian
beliau bersabda: “Mereka itu adalah saudara kalian dalam agama, mereka
hancur menjadi tanah setelah mereka (di dunia) diliputi kesenangan dan
kenikmatan. Mereka memanggil dengan seruan: “Celaka kami, sekiranya kami
dulu menginfakkan harta kami di jalan ketaatan kepada Allah dan
ridha-Nya, niscaya kami tidak butuh pada kalian.” Lalu mereka pulang
dengan kerugian dan penyesalan, dan mereka berseru: Cepatlah kalian
bersedekah untuk mayit kalian.”
Muhammad bin
Muslim pernah bertanya kepada Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa): Bolehkah kami
berziarah pada orang-orang yang telah meningga? Beliau menjawab: Boleh.
Kemudian aku bertanya lagi: Apakah mereka mengenal kami ketika kami
berziarah kepada mereka? Beliau menjawab: “Demi Allah, mereka mengenal
kalian, mereka bahagia dan terhibur dengan kehadiran kalian.” Aku
bertanya lagi: Apa yang harus kami baca ketika kami berziarah kepada
mereka? Beliau menjawab: bacalah doa ini. (lihat doa berikutnya)
Imam Musa Al-Kazhim (sa) berkata:
“Barangsiapa yang
tidak mampu berziarah kepada kami (Ahlul bait), maka hendaknya
berziarah pada orang-orang shaleh yang berwilayah kepada kami, maka akan
dicatat baginya seperti pahala berziarah kepada kami; dan barangsiapa
yang tidak mampu menyambung silaturahim pada kami, maka hendaknya
menyambung silaturahim pada orang-orang shaleh yang berwilayah kepada
kami, maka akan dicatat baginya seperti pahala menyambung silaturahim
pada kami.”
Imam Ali Ar-Ridha (sa) berkata:
“Barangsiapa yang
mendatangi kuburan saudaranya yang mukmin, kemudian meletakkan
tangannya pada kuburannya, dan membaca surat Al-Qadar (7 kali), maka ia
akan diselamatkan pada hari kiamat.” Dalam hadis yang lain disebutkan:
“dan menghadap ke kiblat.”
Syeikh Abbas
Al-Qumi (ra) mengatakan: Pahala bacaan surat tersebut untuk orang yang
membacanya, juga untuk penghuni kubur yang diziarahi. Karena hal ini
dikuatkan oleh hadis-hadis yang lain.
Makruh Ziarah kubur di malam hari
Tentang makruhnya
ziarah ke kuburan orang-orang mukmin di malam hari, Rasulullah saw
bersabda kepada Abu Dzar: “Jangan sekali-kali kamu berziarah kepada
mereka di malam hari.”
Adab dan doa ziarah kubur
Pertama: Ketika memasuki areal kuburan mengucapkan salam.
Abdullah bin
Sinan pernah bertanya kepada Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa): Bagaimana cara
mengucapkan salam kepada penghuni kubur? Beliau menjawab: Ucapkan:
اَلسَّلاَمُ
عَلَى اَهلِ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُسْلِمِيْنَ اَنْتُمْ
لَنَا فَرْطٌ وَنَحْنُ اِنْ شَآءَ اللهُ بِكُمْ لاَحِقُوْنَ
Assalâmu ‘alâ ahlid diyâr, minal mu’minîna wal muslimîn, antum lanâ farthun, wa nahnu insyâallâhu bikum lâhiqûn.
Salam atas para penghuni kubur, mukminin dan muslimin, engkau telah mendahului kami, dan insya Allah kami akan menyusulmu.
Atau mengucapkan salam seperti yang diajarkan oleh Imam Ali bin Abi Thalib (sa):
اَلسَّلاَمُ
عَلَى اَهْلِ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ مِنْ اَهْلِ لاَ اِلَهَ اِلاَّ
اللهُ، يَا اَهْلَ لاَ اِلَهَ اِلاَّ بِحَقِّ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ
كَيْفَ وَجَدْتُمْ قَوْلَ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ مِنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ
اللهُ، يَا لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ بِحَقِّ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ
اِغْفِـرْ لِمَنْ قَالَ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ، وَاحْشَـرْنَا فِي
زُمْرَةِ مَنْ قَالَ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ
عَلِيٌّ وَلِيُّ اللهِ
Assâlamu ‘alâ
ahli lâ ilâha illallâh min ahli lâ ilâha illallâh , ya ahla lâ ilâha
illallâh bihaqqi lâ ilâha illallâh kayfa wajadtum qawla lâ ilâha
illallâh min lâ ilâha illallâh, ya lâ ilâha illallâh bihaqqi lâ ilâha
illallâh ighfir liman qâla lâ ilâha illallâh, wahsyurnâ fî zumrati man
qâla lâ ilâha illallâh Muhammadun Rasûlullâh ‘Aliyyun waliyullâh.
Salam bagi yang
mengucapkan la ilaha illallah dari yang mengucapkan la ilaha illallah,
wahai yang mengucapkan kalimah la ilaha illallah dengan hak la ilaha
illallah, bagaimana kamu memperoleh kalimah la ilaha illallah dari la
ilaha illallah, wahai la ilaha illallah dengan hak la ilaha illallah
ampuni orang yang membaca kalimah la ilaha illallah, dan himpunlah kami
ke dalam golongan orang yang mengu¬cap¬kan la ilaha illallah Muhammadur
rasululullah Aliyyun waliyyullah.
Imam Ali bin Abi
Thalib (sa) berkata: “Barangsiapa yang memasuki areal kuburan, lalu
mengucapkan (salam tersebut), Allah memberinya pahala kebaikan 50 tahun,
dan mengampuni dosanya serta dosa kedua orang tuanya 50 tahun.”
Kedua: membaca:
1. Surat Al-Qadar (7 kali),
2. Surat Al-Fatihah (3 kali),
3. Surat Al-Falaq (3 kali),
4. Surat An-Nas (3 kali),
5. Surat Al-Ikhlash (3 kali),
6. Ayat Kursi (3 kali).
Dalam suatu hadis
disebutkan: “Barangsiapa yang membaca surat Al-Qadar (7 kali) di
kuburan seorang mukmin, Allah mengutus malaikat padanya untuk beribadah
di dekat kuburannya, dan mencatat bagi si mayit pahala dari ibadah yang
dilakukan oleh malaikat itu sehingga Allah memasukkan ia ke surga. Dan
dalam membaca surat Al-Qadar disertai surat Al-Falaq, An-Nas, Al-Ikhlash
dan Ayat kursi, masing-masing (3 kali).”
Ketiga: Membaca doa berikut ini (3 kali):
اَللَّهُمَّ اِنِّي اَسْئَلُكَ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ اَنْ لاَتُعَذِّبَ هَذَا الْمَيِّتِ
Allâhumma innî as-aluka bihaqqi Muhammadin wa âli Muhammad an lâ tu’adzdziba hâdzal may¬yit.
Ya Allah, aku memohon pada-Mu dengan hak Muhammad dan keluarga Muhammad janganlah azab penghuni kubur ini.
Rasulullah saw bersabda:
“Tidak ada
seorang pun yang membaca doa tersebut (3 kali) di kuburan seorang mayit,
kecuali Allah menjauhkan darinya azab hari kiamat.”
Keempat: Meletakkan tangan di kuburannya sambil membaca doa berikut:
اَللَّهُمَّ
ارْحَمْ غُرْبَتَهُ، وَصِلْ وَحْدَتَهُ، وَاَنِسْ وَحْشَتَهُ، وَاَمِنْ
رَوْعَتَهُ، وَاَسْكِنْ اِلَيْهِ مِنْ رَحْمَتِكَيَسْـتَغْنِي بِهَا عَنْ
رَحْمَةٍ مِنْ سِوَاكَ، وَاَلْحِقْهُ بِمَنْ كَانَ يَتَوَلاَّهُ
Allâhumarham
ghurbatahu, wa shil wahdatahu, wa anis wahsyatahu, wa amin raw‘atahu, wa
askin ilayhi min rahmatika yastaghnî bihâ ‘an rahmatin min siwâka, wa
alhiqhu biman kâma yatawallâhu.
Ya Allah, kasihi
keterasingannya, sambungkan kesendiriannya, hiburlah kesepiannya,
tenteramkan kekhawatirannya, tenangkan ia dengan rahmat-Mu yang
dengannya tidak membutuhkan kasih sayang dari selain-Mu, dan susulkan ia
kepada orang yang ia cintai.
Ibnu Thawus
mengatakan: Jika kamu hendak berziarah ke kuburan orang-orang mukmin,
maka hendaknya hari Kamis, jika tidak, maka waktu tertentu yang kamu
kehendaki, menghadap ke kiblat sambil meletakkan tangan pada kuburannya
dan membaca doa tersebut.
Muhammad bin
Muslim pernah bertanya kepada Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa): Bolehkah kami
berziarah ke orang-orang yang telah meningga? Beliau menjawab: Boleh.
Kemudian aku bertanya lagi: Apakah mereka mengenal kami ketika kami
berziarah kepada mereka? Beliau menjawab: “Demi Allah, mereka mengenal
kalian, mereka bahagia dan terhibur dengan kehadiran kalian.” Aku
bertanya lagi: Apa yang baca ketika kami berziarah kepada mereka? Beliau
menjawab: bacalah doa ini:
اللَّهُمَّ
جَافِ اْلاَرْضَ عَنْ جُنُوبِهِمْ وَ صَاعِدْ إِلَيْكَ أَرْوَاحَهُمْ وَ
لَقِّهِمْ مِنْكَ رِضْوَانًا وَ أَسْكِنْ إِلَيْهِمْ مِنْ رَحْمَتِكَ مَا
تَصِلُ بِهِ وَحْدَتَهُمْ وَ تُونِسُ بِهِ وَحْشَتَهُمْ إِنَّكَ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Allâhumma jâfil
ardha ‘an junûbihim, wa shâ’id ilayka arwâhahum, wa laqqihim minka
ridhwânâ, wa askin ilayhim mir rahmatika mâ tashilu bihi wahdatahum, wa
tûnisu bihi wahsyatahum, innaka ‘alâ kulli syay-in qadîr.
Ya Allah, luaskan kuburan mereka,
muliakan arwah mereka, sampaikan mereka pada ridha-Mu, tenteramkan
mereka dengan rahmat-Mu, rahmat yang menyambungkan kesendirian mereka,
yang menghibur kesepian mereka. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas
segala sesuatu.
0 Comments
Tags:
Religi